Diposkan pada Pemikiran

Tiga Ideologi di Dunia

Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga mabda (ideologi). Yaitu  Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, danIslam. Dua mabda yang pertama yaitu Kapitalisme dan Sosialisme, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Tetapi yang paling menonjol saat ini adalah Kapitalisme, yang diemban oleh negara berpengaruh seperti Amerika Serikat (AS). Sedangkan pengaruh sosialisme tidaklah sekuat kapitalisme, walaupun negara seperti Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok mengemban dan menyebarkannya. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.

Mabda adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Sedangkan peraturan yang lahir dari aqidah ini tidak lain berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara aqidah serta untuk mengemban mabda. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan aqidah, dan penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Selain dari itu — yaitu aqidah dan berbagai pemecahan masalah hidup — dinamakan fikrah. Jadi mabda mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah. (baca Qiyadah Fikriyah — Nidzomul Islam).

Masing-masing mabda (ideologi) tersebut mempunyai akidah atau dasar pemikiran (pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini) yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut

  1. Kapitalisme

Aqidah (ide dasar) Kapitalisme adalah sekularisme, yaitu pemisahan antara agama dengan kehidupan. Ide ini secara tidak langsung mengakui eksistensi Tuhan, akan tetapiagama hanya sekedar hubungan antara individu dengan Penciptanya saja. Dengan demikian, didalam aqidah sekuler secara tersirat mengandung pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup.

Mabda ini bersumber dari akal semata, akal yang terbatas, Ide sekularisme adalah dasar atau ‘aqidahnya. Mabda Kapitalisme tidak sesuai dengan fitrah manusia karena di satu sisi mengakui keberadaan “Tuhan”, namun di sisi lain manusialah yang dianggap layak untuk menetapkan aturan.

  1. Sosialisme

Adapun sosialisme, termasuk juga komunisme, dua-duanya memandang bahwa alam semesta, manusia, dan hidup merupakan materi belaka, dan bahwasanya materi menjadi asal dari segala sesuatu. Dari perkembangan dan evolusi materi inilah benda-benda lainnya menjadi ada. Tidak ada satu zat pun yang terwujud sebelum alam materi ini.

Ide ini berpandangan bahwa materi bersifat kekal, tidak berawal dan tidak berahkir, materi bersifat wajibul wujud (wajib adanya). Ide ini mengingkari adanya Pencipta, sebab segala sesuatu berasal dari materi dan akan kembali lagi menjadi materi.

Aqidah ini juga bersumber dari akal manusia yang terbatas, tidak sesuai dengan fitrah manusia, sebab tidak meyakini adanya Pencipta (“Bukankan setiap manusia mempunyai naluri beragama?”)dan manusia dianggap sebagai pusat segalanya. Hukum dibuat berdasarkan tolok ukur materi, tujuan tertinggi adalah materi.

Persamaan antara Sosialisme dengan Kapitalisme adalah dua-duanya sama-sama menganggap bahwa nilai-nilai yang paling tinggi dan terpuji pada manusia adalah nilai-nilai yang ditetapkan oleh manusia itu sendiri. Dan bahwasanya kebahagiaan itu adalah dengan memperoleh sebesar-besarnya kesenangan yang bersifat jasmaniah. Adapun berdasarkan sumbernya, maka aqidah dua ideologi ini murni bersumber dari akal manusia yang terbatas.

Keduanya juga sependapat dalam memberikan kebebasan pribadi bagi manusia, bebas berbuat semaunya menurut apa yang diinginkannya selama ia melihat dalam perbuatannya itu terdapat kebahagiaan. Maka dari itu tingkah laku atau kebebasan pribadi merupakan sesuatu yang diagung-agungkan oleh kedua mabda ini.

Sedangkan pandangan Sosialisme dan Kapitalisme terhadap individu dan masyarakat tidaklah sama. Kapitalisme adalah mabda yang individualis, definisi masyarakat adalah kumpulan dari individu-individu, kebebasan individu dijamin oleh negara. Kebebasan adalah yang paling penting, serba bebas (liberalisme) dalam masalah ‘aqidah, pendapat, pemilikan dan kebebasan pribadi.

Dalam perekonomiannya, ekonomi berada di tangan para pemilik modal. Setiap orang dapat menempuh cara apa saja dalam berekonomi. Tidak dikenal sebab-sebab kememilikan terhadap sumber kekayaan dan tidak membatasi jumlah banyaknya kekayaan yang dimiliki individu.

Berbeda dengan Kapitalis, definisi masyarakat dalam sosialisme adalah “masyarakat dibentuk oleh unsure manusia, alam dan alat-alat produksi dan interaksi antara ketiganya.” Negara di atas segalanya. Individu merupakan salah satu gigi roda dalam roda masyarakat yang berupa sumber daya alam, manusia, barang produksi dan lain-lain. Standar perilaku ditentukan oleh negara.

Dalam ide ini, ekonomi berada di tangan negara, tidak ada sebab kepemilikan, semua orang boleh mencari kekayaan dengan cara apapun, namun jumlah kekayaan yang boleh dimiliki dibatasi, kondisi ekonomi harus samarasa-samarata secara real.

  1. Islam

Adapun Islam, ‘aqidah Islam bersumber dari wahyu Allah SWT kepada Rasulullah. Dasar ‘aqidahnya adalah Laa ilaaha illaa Allah, Muhammad Rasulullah.”

Aqidah Islam menetapkan bahwa sebelum kehidupan ini ada sesuatu yang wajib diimani keberadaannya, yaitu Allah SWT, dan menetapkan pula iman terhadap alam sesudah kehidupan dunia, yaitu hari Kiamat. Juga bahwasanya manusia dalam kehidupan dunia ini terikat dengan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya, yang merupakan hubungan kehidupan ini dengan sebelumnya.

Manusia terikat pula dengan pertanggungjawaban atas kepatuhannya memenuhi semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syara’.

Islam sesuai dengan fitrah manusia, karena Islam menetapkan bahwa manusia itu lemah, maka segala aturan apa pun harus berasal dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaiakan kepada Rasulullah untuk seluruh umat manusia.

Masyarakat dipandang sebagai kumpulan individu-individu yang dipersatukan oleh pemikiran, peasaan dan sistem aturan yang sama. Individu adalah salah satu anggota masyarakat, individu diperhatikan demi kebaikan masyarakat dan masyarakat diperhatikan untuk kebaikan individu.

Dalam perekonomiannya, setiap orang bebas menjalankan aktifitas ekonomi dengan membatasi sebab kepemilikan dan jenis pemiliknya. Adapun jumlah kekayaan yang boleh dimiliki tidak dibatasi.

==========================================================================

Catatan I : Dalam Islam kepemilikan terhadap kekayaan dibagi tiga, yaitu kepemilikan individu, umum dan negara.

Catatan II : Mabda yang tumbuh dalam benak manusia melalui wahyu Allah adalah mabda yang benar. Karena bersumber dari Al-Khaliq, yaitu Pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Mabda ini pasti kebenarannya (qath’i). Sedangkan mabdayang tumbuh dalam benak manusia karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah mabda yang salah (bathil). Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang nyata. Juga karena pemahaman manusia terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan dimana ia hidup di dalamnya. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Oleh karena itu, mabda yang muncul dari benak seseorang adalah mabda yang salah, baik dilihat dari segi aqidahnya maupun peraturan yang lahir dari aqidah tersebut.

Walhasil, ideologi yang ada di dunia ini ada tiga, yaitu kapitalisme, sosialisme termasuk komunisme, dan Islam. Masing-masing ideologi ini memiliki aqidah yang melahirkan aturan serta mempunyai tolok ukur bagi perbuatan manusia di dalam kehidupan, memiliki pandangan khas terhadap masyarakat dan memiliki metoda tertentu dalam melaksanakan setiap aturannya.

Wallaua’alam bswb..

http://infocoz.blogspot.co.id/2011/01/tiga-ideologi-di-dunia.html

Diposkan pada Pemikiran

Tujuan Barat Mempropagandakan Ide Kebebasan

Barat telah menyodorkan ide tentang demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Barat menekan Negara Islam Turki Utsmani hampir dua abad lalu agar mengambil demokrasi sebagai sistem pemerintahan Negara Islam Turki Utsmani. Hal ini dilakukan dibawah syiar syura. Barat menggambarkan bahwa sistem pemerintahan islam adalah sistem syura.Barat berhasil mendorong Negara Islam untuk mengambil sistem demokrasi melalui putera-putera dari Negara Islam itu sendiri.

Diposkan pada Sintaks HTML

Contoh Sintaks Form dan Tabel

<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Pertemuan 3 | Table dan Form</title>
</head>
<body>
<fieldset>
<legend>Bagian Form</legend>
<form method=”post” action=””>
<strong>Nama</strong></br>
<input type=”text” name=”Nama” /></br>
<strong>Jenis Kelamin</strong></br>
<select>
<option value=”L”>Laki-laki</option>
<option value=”P”>Perempuan</option>
</select>
</br>
<strong>Status</strong></br>

<input type=”radio” name=”status” value=”Belum
Menikah”> Belum Menikah
<input type=”radio” name=”status” value=”Menikah”>
Menikah</br>
<strong>Hobi</strong></br>
<input type=”checkbox” name=”hobi”
value=”Membaca”>Membaca<br>
<input type=”checkbox” name=”hobi” value=”
Menabung “>Menabung<br>
<strong>Tentang Diri</strong></br>
<textarea rows=”5″>Saya adalah seorang superman,
tapi tidak bisa terbang</textarea>
<br>
<input type=”submit” value=”Simpan” />
</form>
</fieldset>
<br/>
<fieldset>
<legend>Bagian Tabel</legend>
<table widtd=”100%” border=”1″>
<tr>
<th>No</th>
<th>Nama</th>
<th>Umur</th>
<th>Status</th>
</tr>
<tr>
<td>1</td>
<td>Del Piero</td>
<td>18 Tahun</td>
<td>Mahasiswa</td>
</tr>
<tr>
<td>2</td>
<td>Marc Overmars</td>
<td>18 Tahun</td>
<td>Mahasiswa</td>
</tr>
</table>
</fieldset>
</body>
</html>

Diposkan pada Sintaks HTML

Sintaks Dasar HTML

Contoh Program

a. Sintaks Dasar HTML simpan dalam file sintaksdasar.html

<!DOCTYPE html>
<head>
<title>Pertemuan 2 | Sintak Dasar HTML</title>
</head>
<body>
<!–ini adalah petunjuk (comment)<br> digunakan
untuk pindah baris baru–>
<h3>Manipulasi Teks</h3>
<i>Tulisan Miring</i><br>

<b>Tulisan Tebal</b><br>
<u>Tulisan Bergaris Bawah</u><br>
<strong>Tulisan Tebal</strong><br>
<em>Tulisan Miring</em>
<hr><!– <hr> digunakan untuk membuat garis–>
<h3>Daftar Order dan Unorder</h3>
<p>Daftar Nama Pemain Bola (Order List)</p>
<ol>
<li>Ronaldo</li>
<li>Zinadine Zidane</li>
<li>Evan Dimas</li>
<li>Badu Atai</li>
</ol>
<p>Daftar Nama Pemain Bola (Unorder List)</p>
<ul>
<li>Ronaldo</li>
<li>Zinadine Zidane</li>
<li>Evan Dimas</li>
<li>Badu Atai</li>
</ul>
<h3>Blockquote dan Code</h3>
<blockquote>Ini adalah tulisan yang dibuat dengan
blockquote!</blockquote>
<p>kalimat di atas ditulis dengan menggunakan
perintah
<code>&lt;blockquote&gt;&lt;/blockquote&gt;</code>
</p>
</body>
</html>

Diposkan pada Pemikiran

Indonesia Dalam Pusaran Ideologi Dunia (Bagian-2)

Ideologi Dunia (1)
Oleh : Hanif Kristianto 
(Analis Politik dan Media)
Sosialisme menjadi lawan tanding bagi Kapitalisme pada masa penjajahan. Kehidupan perang yang menyengsarakan umat manusia dan kekayaan berkumpul di kalangan elit penguasa. Ide sosialisme muncul untuk melawan kaum borjuis. Mereka menuntut persamaan di setiap kelas. Gagasan sosialisme yang kemudian diusung oleh partai komunis, mendapat sambutan hangat dari kalangan rakyat. Tampaknya itu juga yang terjadi di Indonesia dalam lintasan sejarah.
==================
 
Pusaran Sosialisme di Indonesia
Sosialisme—termasuk di dalamnya adalah komunisme—berdiri di atas asas bahwa materi itu merupakan pangkal segala sesuatu, dan segala sesuatu itu lahir dari materi melalui perkembangan (evolusi) materi. Bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan hanya materi belaka, dan melalui evolusi materi segala sesuatu bisa ada.
Istilah sosialisme terlah digunakan sebagai wacana politik sejak abad ke-19. Sosialisme merupakan sistem ekonomi yang mengandung makna menciptakan persamaan (equality), keadilan, serta mengakhiri eksploitasi orang kaya terhadap orang-orang miskin. Dalam konsep ekonomi, maka sosialisme dimaksudkan adalah penguasaan negara terhadap barang-barang produksi dan jasa pelayanan publik. Misalnya telekomunikasi, pertambangan, nindustri berat, transportasi, dan tenaga listik. Berbeda dengan kapitalisme yang ke semua penguasaan tadi bisa dimiliki dan dioperasikan oleh swasta.
Dalam sistem pemerintahan, ada beberapa negara yang menggunakan label Sosialis Demokrasi, menganut prinsip bahwa negara memiliki kekuasaan untuk mengatur ekonomi, namun memberi keluasan kepada masyarakat bebas menyatakan pendapat, beragama, dan berkompetisi
Pada masa pernag dunia II terjadi pergerakan dan perlawanan di Indonesia dalam perjuangan mengusir Belanda. Inggris kemudian membujuk Cina Komunis untuk mengakui Indonesia dan membuka pintu perdangan dengannya. Saat itu Cina Komunis menentang AS dalam politik Timur Jauh. Semua ini adalah langkah utnuk mempertahankan jajahan Inggris. Di sisi lain, AS mendorong Indonesia untuk melakukan revolusi melawan Belanda. Maka, Indonesia melancarkan revolusi yang sengit dengan dukungan Uni Soviet dan AS. Meski kedua negara besar itu saling bertentangan. Inggris memihak kepada Belanda untuk menentang Indonesia. Pada akhirnya Indonesia berhasil mengalahkan Belanda secara militer dan mengajukan permasalahan ini ke PBB. Indonesia lalu mendapat dukungan dari AS, dan PBB memutuskan kemerdekaan Indonesia.
AS berupaya menggantikan posisi Belanda. Tetapi orang-orang Indonesia melawan AS selama bertahun-tahun lamanya. Mereka tidak mau ada satu penjajah pergi lalu digantikan penjajah lainnya. AS pun segera merekayasa untuk mempersulit Indonesia dan menyulut revolusi untuk menentang Indonesia. AS mendiamkan usaha Inggris untuk menyusup ke Indonesia melalui agen-agennya. AS juga mendorong terjadinya migrasi orang-orang Cina ke Indonesia, sebagaimana AS juga telah mendorong masuknya komunisme ke Indonesia. Akibat rekayasa yang menyulitkan ini, akhirnya penguasa Indonesia tunduk di bawah tekanan AS. Maka sejak awal pemerintahan Soekarno, Indonesia sudah tunduk pada AS dalam menerima bantuan militer dan ekonomi.
Bangsa  di Timur Jauh, termasuk Indonesia,  pada masa itu taraf berfikirnya masih di bawah bangsa Timur Tengah. Namun ide kemerdekaan dari penjajah yang tersebar di dunia—menjelang dan pada saat perang dunia II, dan semakin tersebar setelah perang dunia II—berpengaruh lebih kuat pada bangsa di Timur Jauh dibandingkan dengan di Timur Tengah. Hal ini dikarenakan pemikiran itu dicetuskan oleh kaum komunis sebagai satu bagian dari konfrontasi komunisme melawan kapitalisme. Pemikiran ini masuk dari Uni Soviet melalui China ke bangsa Timur Jauh secara kuat, sehingga membangkitkan bangsa-bangsa ini.
==================
Sosialisme-Komunisme Kekinian
Ingatan kelam akan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) belum pudar bagi rakyat negeri ini. Kekejamannya melebihi
setan dan binatang buas. Sasaran yang dijadikan korban kaum rohaniawan (khususnya Islam) dan pihak keamanan. Suasana ketika itu begitu mencekam, akibat perebutan kekuasaan dan kepentingan untuk menerapkan ideologinya. Upaya membangkitkan ide komunisme pada masa kekinian seolah dimunculkan lagi. Masyrakat dibuat trauma dengan logo dan simbol PKI.

Pasca pelarangan PKI di Indonesia, kegiatan ilegal sisa-sisa PKI dan simpatisannya bergerak bebas di luar negeri.  Ada pula yang mendapat dukungan dari pemerintahan China, Uni Soviet, Belanda, dan negara lainnya. Kegiatan di dalam negeri pasca pulau Buru lebih pada penyampaian gagasan melalui kehebohan karya Pramodya Ananta Toer, pelarangan karya-karya Pramoedya, dan upaya mengenalkan kembali tokoh-tokoh PKI ke masyarakat.
Istilah Komunisme Gaya Baru (KGB) kini dipromosikan gencar. Ide komunisme memang tak pernah mati, selama ada pengembannya dan kajian ideologinya. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, khususnya pada abad ke-20, PKI telah beberapa kali melakukan aksi, gerakan, dan pemberontakan yang merugikan bangsa dan negara. Dalam rangka merebut kekuasaan politik sebagai program maksimumnya. Sedangkan program minimum adalah berbagai gerakan dan aksi dalam rangka mencapai program maksimum.
Pertama, masa pemerintahan Hindia Belanda, PKI menjadi partai berpengaruh, pada tahun 1926 melakukan pemberontakan. Sikap pemberontakan lebih mementingkan ideologi politik asing, dari pada kepentingan perjuangan bangsanya.
Kedua, ketika bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada akhir 1945 dan awal 1946 serta pertengahan 1948, PKI melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan RI. Orang-orang PKI menganggap bahwa Proklamasi 17 Agustu 1945 itu revolusinya kaum borjuis. PKI mengulangi pemberontakannya pada bulan September 1948.
Ketiga, PKI merasa dirinya menjadi partai komunis terbesar di luar kubu negara-negara komunis dan berhasil mendominasi kehidupan politik di tanah air pada tengah dasawarsa tahun 60-an, kembali PKI mendalangi dan melakukan kudeta terhadap pemerintahan RI melalui “Gerakan 30 September” pada 1 Oktober 1965. Ketika  PKI gagal total dalam mewujudkan cita-citanya, akhirnya PKI dibubarkan dan ajarannya dilarang melalui TAP MPRS No.25/1966.
(Bahaya Laten Komunisme di Indonesia, Mabes ABRI Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI 1995)
Komunisme yang terdiri atas tiga unsur: ideologi, organisasi, dan gerakan, dalam abad globalisasi ini ddengan cermat wajib diwaspadai. Karena ciri dan watak komunisme ini mampu dan mau menunggu, sampai pada kemungkinan untuk bangkit kembali.d engan segala daya dan cara, kader-kader komunis melakukan berbagai aktivitas baik di kalangan bawah maupun kalangan atas. Di samping itu, aksi penyusupan kader ke dalam organisasi massa atau partai politik merupakan aksi yang tidak asing lagi. Mereka berusaha merebut simpati untuk mendominasi kekuatan dalam tubuh partai yang disusupi untuk diarahkan sesuai programnya. Pada awal masa pergerakan nasional, PKI melakukannyaterhadap Sarekat Islam, sehingga partai politik yang dianggap pesaingnya dan juga terhadap aparatur pemerintah dan ABRI, sekalipun dengan bentuk yang berbeda-beda.
Pemerintahan Jokowi-JK juga tidak terlepas dari isu komunisme. Meski tak tampak secara nyata gerakannya, tapi sudah diketahui orangnya dan partainya. Kerjasama ekonominya lebih juga condong kepada China. Tidak hanya itu Partai Komunis China juga sudah melakukan penjajakan hubungan politik dengan partai di Indonesia. Banyak pula anggota DPR yang diindikasi sebagai anak keturunan PKI. Terkadang mereka berlindung di balik empat pilar untuk menghancurkan lawan politiknya.
Rakyat tampaknya ada ketertarikan dengan ideologi sosialisme-komunisme, meski di dalam hatinya tidak menyatakan anti-Tuhan. Kajian-kajian sosialisme kini marak di kampus-kampus dalam bentuk diskusi, Focus Group Discussion, hingga penanaman ideologi pada kader. Nafasnya masih sama sebagai jawaban dan perlawanan atas kegagalan kapitalisme dalam memberikan kemaslahatan hidup. Ketika komunisme berlindung di balik kebebasan berpendapat dan bertingkah laku, maka ini akan semakin menyuburkan pahamnya.
Di sisi lain, keberagamaan dan keimanan rakyat yang dibuat mengambang, menjadikan rakyat tidak memiliki pegangan dalam menyelami persoalan bangsa. Ketika sosialisme-komunisme ini diambil sebagai ideologi negera. Maka belajarlah dari sejarah bangsa-bangsa yang telah gagal lebih dahulu dalam mengambil sosialisme-komunisme. Apa yang mereka raih hanya bentuk luar, tapi rakyatnya tidak terpenuhi dalam aspek sosial dan spiritual. Apakah ideologi itu layak bagi negeri ini? Andalah yang bisa berfikir untuk menemukan jawabannya! [VM]
 
Bersambung……..!
Diposkan pada Pemikiran

Indonesia dalam Pusaran Ideologi Dunia (Bagian-1)

Ideologi Dunia
Oleh : Hanif Kristianto 
(Analis Politik dan Media)
Wajah Indonesia kini memang beragam warna. Bhineka tunggal ika sebagaimana semboyan negara menjadi pertanda bahwa negeri ini dihuni manusia dengan berlatar belakang ideologi dunia yang berbeda-beda. Indonesia tidak mau disebut negara Islam, meski mayoritas penduduk memeluk Islam. Indonesia juga tak mau disebut negara Sekular, meski aturan agama sering berada di pinggiran nuansa kespiritualan. Indonesia tak juga disebut negara diktator dan otoritarian, meski penguasanya bertangan kotor dan pejabatnya disebut koruptor. Indonesia bukan disebut negara oligarki dan autokrasi, meski penguasanya sering menjabat sebagai pembuat legislasi dan pelaksana proyek konsesi. Disebut negara liberal pun tak mau, meski jumlah kejahatan dan kriminalitas kian tak terbatas. Lantas apakah Indonesia disebut NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)? Tampaknya Pancasila dan UUD 1945 yang dijadikan landasan tidak pernah berwujud sempurna. Bahkan dijadikan mainan penguasa sekehendak hatinya. Sulit rasanya, menyebut Indonesia sebagai negara apa? Kesemuanya bergantung sudut pandang dan standar yang digunakan untuk menilai Indonesia.
Berpijak pada pendirian suatu negara, kiranya yang menjadikan negara itu berdaulat adalah ideologi yang menjadi jiwa dan ruh menjalankan pemerintahannya. Indonesia dalam percaturan politik dunia, memang bukan negara yang berideologi. Lebih pada negara pengekor dalam konstelasi percaturan politik dunia. Meski bebas-aktif, nyatanya keputusan Indonesia tak mampu mempengaruhi sikap negara adi daya. Sudah banyak buktinya.
Untuk itulah, Indonesia sesungguhnya menjadi ajang spektrum pertempuran tiga ideologi besar dunia: Kapitalisme-Liberalisme, Sosialisme-Komunisme, dan Islam. Kesemua ide pernah bertarung semenjak Indonesia belum ada hingga Indonesia lahir sebagai sebuah negara bangsa. Pada kondisi kekinian, tampak pertarungan ketiga ideologi itu menyulut percikan-percikan. Seolah-olah Indonesia dan rakyatnya dibangkitkan untuk sadar kembali menentukan arah berlayar negeri yang disebut zamrud katulistiwa. Manakah yang lebih cocok dan pas untuk diambil negeri ini? Semua ideologi memiliki alasannya. Namun, di antara alasan itu ada yang lebih kuat dan sesuai dengan fitrah manusia, tidak hanya bagi Indonesia tapi juga dunia dan alam semesta.
=================
Diskursus Ideologi
Ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Mabda’ (ideologi) secara etimologis adalah masdhar mimi dari kata bada’a yabda’u bad’an wa manda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun di atasnya pemikira-pemikiran (cabang). Adapun pemikiran mendasar adalah pemikiran yang sama sekali tidak ditemui sebelumnya pemikiran itu. Cakupan pemikirannya meliputi alam semesta, manusia, dan kehidupan. Oleh karena itu mabda’ didefinisikan sebagai aqidah aqliyah yang darinya memancarkan peraturan berupa pemikiran-pemikiran yang memberi solusi terhadap kehidupan. Sehingga Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam termasuk ideologi yang memberi solusi bagi kehidupan. (M Muhammad Ismail, Refreshing Pemikiran Islam).
Dalam Islam ada metode pelaksaan ideologi melalui daulah (negara) dan ketakwaan individu; pada Sosialisme dan Kapitalisme juga terdapat metode yaitu negara saja. Penyebarluasan ideologi ke luar, Islam melakukannya dengan jihad, sedangkan Kapitalisme melalui penjajahan, dan sosiaolisme melalu penyebaran partai-partai komunis. (Ahmad ‘Athiyat, Jalan Baru Islam, h 86).
Adapun yang lain semisal nasionalisme, patriotisme, nazisme, dan eksistensialisme bukanlah ideologi. Ide-ide itu tidak dapat dijadikan dasar untuk memberikan solusi kehidupan. Kiranya inilah yang perlu dipahami oleh setiap manusia yang ingin membentuk Indonesia ke arah yang lebih baik, sebagaimana yang dicita-citakan oleh semuanya. Pengambilan ideologi bergantung pada orang yang akan memerintah dan mengurusi urusan rakyatnya.
================
Pusaran Kapitalisme di Indonesia
Kapitalisme ditegakkan atas dasar pemisahan agama dari kehidupan. Berdasarkan pada asa ini, maka manusialah yang menentukan sitem yang akan mengatur kehidupannya. Akhirnya muncul empat kebebasan; yaitu kebebasan berpendapat, kebebasan kepemilikan, kebebasan beragama, dan kebebasan bertingkah laku.
Kapitalisme identik dengan perekonomian, sedangkan untuk bidang politik ideologi ini melahirkan demokrasi. Kebebasan merupakan ide suci yang harus diagungkan dan tidak boleh diganggu oleh lainnya. Sungguh refleksi dari kapitalisme dapat dicermati dalam kehidupan Indonesia dalam lintasan sejarah.
Tatkala negara bengis eropa (Inggris, Belanda, Spanyol, dan Portugis) melakukan ekspansi. Indonesia dijadikan sapi perah dan dikeruk kekayaan negeri ini. Kemudian diangkut ke eropa dalam perdagangan dan pembangunan. Rakyat dijadikan bodoh, penyakitan, dan dipaksa dalam pekerjaan. Suara kritis dibungkam dimulai dari pemenjaraan hingga pembunuhan. Sejarah sudah menunjukan itu dan semuanya pun tahu. Gold, Glory, dan Gospel menjadi patron utama untuk
semakin mengokohkan penjajahan di Indonesia.

Indonesia pada masa pendudukan telah terjadi integrasi kapitalisme dan feodalisme. Sistem tanam paksa (Cultural System) dimulai di Jawa. Anehnya, pelaksanaan sistem ini adalah tindakan ‘inkostitusional’. Dengan teliti, sejarawan Belanda terkenal Cornelis Fasseur, memeriksa dasar-dasar konstitusional pelaksanaan sistem ini. Kesimpulannya:

“sistem Tanam Paksa tidak disebut dalam setiap konstitusi atau dalam undang-undang sejenis yang berlaku bagi Hindia Belanda. Konstitusi 1830, yang dibawa Van den Bosch dari Belanda dan yang terbit pada 1836 sepenuhnya membisu tentang itu.”
(The Politics of Colonial Exploitation: Java, the Dutch and the Cultivation System- Itacha: SEAP, Cornel University, 1992 hlm 26).

Pandangan yang dominan pada waktu itu memang memperlakukan konsep staatbedrijf: negara sebagi perusahaan. Dalam absennya konsep Human Rifghts (Hak Asasi Manusia), konsep staatbedrijf ini dapat dartikulasikan dengan leluasa, demi keuntungan material.
Pada tahun 1870 muncullah Undang-undang Agraria yang menandai terjadinya transformasi dari paradigma staatbedrijf atau State enterprise alias negara sebagai perusahaan—yang sebelumnya didukung tokoh-tokoh konservatif seperti Muntinghe, Du Bus dan Van den Bosch—kepada paradigma the colony as bedrijf (daerah jajahan (koloni) sebagai perusahaan. Inti kebijakan  ekonomi liberal yang terkandung dalam UU Agraria 1870 itu adalah:
“menambah lima klausul kepada ayat 62 konstitusi 1854, yang meletakkan prinsip-prinsip dasar kebijakan pertanahan. Penambahan ini menghilangkan hambatan-hambatan dalam hubungannya dengan tanah-tanah hibah, atas dasar yang dialami dalam Undang-undang 1856, yang membuat kaum kapitalis bisa memperoleh penyawaan tanah warisan (erfpatch) dari pemerintah selama jangka waktu 75 tahun; penambahan klausul itu juga menghilangkan hambatan-hambatan dalam hubungannya dengan persetujuan-persetujuan kolektif, atas dasar yang dialamai di bawah Undang-undang 1838, yang membuat kaum kapitalis bisa menyewa kepada pemilik pribumi; pada saat yang sama memberikan jaminan hak-hak adat yang berlaku atas tanah kepada kaum pribumi, yang memungkinkan bagi mereka memperoleh hak-hak kepemilikan pribadi atas tanah mereka.” (J.S. Furnivall, Netherlands India, hlm 178).
Demi menciptakan sistem kebergantungan kalangan Pangreh Pradja (setingkat pejabat) terhadap Cina pemilik dana. Maka diciptakan sistem pengangkatan dari kepala desa hingga bupati, disyaratkan memiliki sejumlah uang. Dapat dikatakan dengan istilah lain sebagai “pendanaan ilegal kepala daerah” atau “pilkada” zaman kolonial. Disebut dana ilegal karena tidak ada landasan surat dari Gubernur Jendral.
Prof. Dr. D.H. Burger dan Prof. Dr. Mr. Prajudi dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia menuturkan bahwa untuk seorang calon Loerah harus memiliki uang sejumlah f.700,- hingga f.1.000,-. Uang tersebut sejumah f.200,- dipersembahkan kepada Bupati, untuk Wefana f.100,- dan Jurutulis Controleur f.25,-. Sisanya digunakan untuk menyejahterahkan eselon lainnya yang terikat dalam struktur kepangreh pradja. Pertanyaan berikutnya, darimana dana tersebut diperoleh? Jawabannya diperoleh dari pinjaman kepada Cina atau disebut Taokeh. Walaupun Lurah dipilih rakyat, namun jika tidak memberikan dana ilegal dipastikan tidak diangkat menjadi lurah.
Bagaimana cara pengembaliannya? Seorang Taokeh ternyata dapat mendanai tiga atau empat Lurah. Demikian seorang Taokeh dapat menyeponsori dana ilegal untuk Bupati. Adapun sistem pengembalian utangnya, para Taokeh bertindak sebagai raja kecil di desa atau kabupaten yang didrop dananya. Rakyat harus bekerja untuk kepentingan Taokeh. Kelaparan dan wabah penyakit tak terhindarkan. Lurah hingga Bupati tidak berdaya membela rakyat dan tidak berani melawan penindasan Taokeh. (Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 1).
Untuk memecah belah di kalangan rakyat penjajah manapun merepakan politik devide and rule. Memecah belah anak bangsa sudah biasa dilakukan. Iming-imingan berupa uang dan jabatan. Kondisi inilah yang akhirnya menjadikan bangsa ini sulit berfikir dan berlepas dari cengkraman penjajah hingga hari ini.
Sesungguhnya rangkaian peristiwa itu masih berlangsung meski Indonesia telah meredeka dari penjajah. Penjajah hilang, sifat dan Undang-undangnya dipakai dan diterapkan. Muncullah kaum pribumi yang berkolaborasi dengan pemilik modal. Bertemunya dua kepentingan menjadikan Indonesia kian terjual. Neo-kolonialisme berwajah bengis penghisap kekayaan alam negeri ini. Neo-liberalisme menghasilkan UU yang pro kepada asing dan pemilik modal. UU dijual meski dibandrol mahal. Demi kepentingan materi dan menumpuk kekayaan, penguasa negeri ini tak berhenti menyakiti hati rakyatnya. Beragam peristiwa mulai dari PAPA MINTA SAHAM, carut marut pengelolaan Freeport dan Blok Masela, serta penguasaan Sumber Daya oleh Asing Lokal dan Internasional menjadi bukti bahwa negeri ini dalam bahaya besar Neo-liberalisme dan neo-imprelisme.
Keterpilihan Jokowi-JK sebagai presiden memberikan pertanda bahwa kapitalisme-liberalisme kian subur. Orang-orang yang berada di balik kekuksesannya yang saat ini duduk sebagai Dewan Pertimbangan Presiden, Menteri, Komisaris Utama, Direktur Utama, dan jabatan laiinya adalah buah bagi-bagi jabatan. Ke mana pun pergi Indonesia dijadikan barang dagangan untuk menarik investasi. Sementara itu pembangunan infrastruktur diambil dari pajak dan utang luar negeri yang menjerat. Jika pemerintahan dibangun dengan pola seperti itu, sama halnya membangun negara dengan pondasi yang lemah. Suatu saat akan roboh dan menimpa rakyat sebagai korbannya. Apakah ideologi kapitalis-liberal inikah yang diterapkan di Indonesia? Apakah kapitalis-liberalis layak diterapkan di bumi ini? Andalah yang bisa berfikir untuk menemukan jawabannya! [VM]
Diposkan pada Pemikiran

Indonesia dalam Pusaran Perang Proxy Kaum Imperialis

Oleh  : Umar Syarifudin 
(Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)
Betapa gurihnya Indonesia di mata dunia, cantik dan menawan bumi Islam ini di mata AS, China, Rusia dan Eropa. Jika tidak bisa mengenali penjajahan yang sedang berlangsung serta membaca arah gerakan Negara-Negara adi kuasa ini untuk Indonesia, ke depannya kita masih sebagai bangsa hanya akan jadi bulan-bulanan Negara asing karena kita tidak bisa merdeka di darat, laut, maupun udara. Kita Negara besar, hanya dipelihara sebagai masyarakat konsumeris yang mengonsumsi produk Negara Imperialis. sumber daya alamnya habis digerus, setelah selesai barulah kita dimusnahkan. Demikianlah masa depan kita.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, “Perang masa kini adalah perang energi dan kedepan perang ekonomi perang berlatar belakang energi, pangan dan air letaknya disekitar equator dan ini semuanya akan menjadi tantangan karena semuanya akan mencari makan dan energi di negara-negara ASEAN.” Demikian cuplikan presentasi Panglima TNI saat mengikuti Sidang ke-13 ACDFIM (Asean Chief of Defence Force Informal Meeting) tahun 2016 di Don Chan Palace Hotel, Vientiane, Laos, beberapa waktu lalu.
Konflik atau perang di belahan bumi saat ini seperti di Suriah, Libya, Yaman, Mesir, Irak, Kuwait, Iran, Sudan, Kongo, Nigeria, semuanya terjadi di Negara penghasil minyak dan terakhir adalah Ukraina negara penghasil minyak 10.000.000 barrel perhari. Inilah bukti konflik negara-negara kapitalis berlatar belakang energi.
AS merasa perlu memperluas dan mempertahankan basis tatanan globalnya, tak terkecuali di Indonesia. Sebagaimana laporan lembaga kajian AS, Center for a New American Security (CNAS), ada empat negara besar yang sedang berkembang dan memiliki posisi strategis dalam tatanan global, yakni Brazil, India, Turki, dan Indonesia.
Empat negara itu dinilai memiliki aset ekonomi besar dan sedang berkembang, berposisi strategis, dan punya komitmen terhadap demokratisasi. CNAS berpandangan bahwa empat negara itu akan bisa menentukan arah pergerakan politik dan ekonomi global. Indonesia berada di rangking 1, mendapat prioritas utama AS agar tetap di wilayah orbit dan genggaman Negara Adidaya sekaligus kampiun demokrasi ini. Melalui jargon demokrasi untuk mengelabuhi rakyat sebagai kedok bagi Rencana Kolonialis.
Potensi Ekonomi
Secara Riil, Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dengan SDA melimpah ruah, tak tertandingi oleh Negara manapun di dunia. Inilah yang membuat para penjajah menelan ludah berlomba-lomba mencaplok kekayaan alam negeri gemah ripah loh jinawi ini. Inilah geo-potensi SDA Indonesia :
• +/-40 jt ton lalu-lintas cargo/hari
• +/-21 juta barrel/hari lalu lintas minyak dari Timur Tengah ke Asia Pasifik (Tahun 2030 prediksi meningkat 2x lipat)
• Produksiikan dari wilayah Timur dapat meberikan konsumsi hampir separuh penduduk dunia— bila dikelola dengan benar
• Hutan sebagai paru-paru dunia —- potensi, tetapi bisa bahayakan pemanasan global (kontribusi Indonesia 2 % perusak hutan)
• Energi alternatif panas bumi, hydro, solar, angin dan biduel dari tumbuhan (jarak,sagu, tebu, ubi kayu dll) -à ethanol, alkohol dll
• Penghasil lada putih no. 1 dunia
• Penghasil Kayu Lapis No 1 di dunia
• Penghasil Puli dari buah Pala No. 1 di dunia
• LNG No. 1 di dunia
• Penghasil Lada Hitam No. 2 di dunia
• Penghasil Karet Alam No. 2 di dunia
• Penghasil Minyak Sawit (CPO) No. 2 di Dunia
• Penghasil Timah No. 2 di Dunia
• Penghasil Tembaga No. 3 di dunia
• Penghasil Kopi No. 4 di dunia
• Jumlah Penduduk No. 4 di dunia
• Penghasil karet Sintetik No 4 di dunia
• Penghasil Ikan No. 6 di dunia
• Penghasil Biji-bijian No. 6 di dunia
• Penghasil The No. 6 di dunia
• Penghasil Natural Gas No. 6 di Dunia
• Penghasil Emas No. 1 di dunia
• Penghasil  Batu-bara No. 9 di dunia
• Penghasil Minyak Bumi No. 11 di dunia
• Negara dengan luas No. 15 di dunia
• Penghasil Aspal
• Penghasil Bauxit
• Penghasil Nikel
• Penghasil Granit
• Penghasil Perak
• Penghasil Uranium
• Penghasil Marmer dan Mineral ikutan lainnya
• Pasirbesi kualitas Terbaik di dunia
Faktor inilah yang mengundang pihak asing ingin menguasai Indonesia, dengan strategi penguasaan secara tidak langsung yang dibungkus dengan cara mempengaruhi baik cara hidup maupun cara berpikir masyarakat melalui globalisasi komunikasi, media, kebudayaan, ekonomi, keuangan, sosial dan politik.
Dari sisi jumlah penduduk, masyarakat Indonesia di dorong agar konsumtif atau  menjadi  pasar potensial dengan membelanjakan uangnya. Sementara, untuk menguasai sisi potensi sumber daya alamnya, didorong adanya aturan atau kebijakan investasi yang mengikuti atau berpihak kepada pasar bebas yang lebih banyak menguntungkan investor. Hari ini, pemerintah kita (1998-2015) tergelincir oleh Structural Adjusment Program (SAP)-nya Barat via IMF, yaitu privatisasi BUMN
Hegemoni
Bahwa niat menguasai suatu negara atau nafsu imperialisme AS dan Negara-negara kapitalis lainnya akan terus terjadi jika kita diam. Dengan berkembangnya strategi perang dan memikirkan resiko kehancuran saat ini perang dilakukan dengan skenario lain tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Skenario ini dilancarkan dengan memaksa elite suatu bangsa agar silau dan terpengaruh terhadap faham luar, yang pada akhirnya mengakibatkan suatu bangsa terpecah dan terkotak-kotak ke dalam tiga
parameter yaitu;

Pertama: mayoritas masyarakat dibuat tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi, hal ini terjadi pada masyarakat awam; kedua: sebagian masyarakat tahu namun tidak sadar atau tidak menyadari bahwa bangsa ini berada dalam jebakan, ini terjadi pada kaum intelektual dan yang ketiga: sebagian masyarakat tahu dan sadar apa yang sesungguhnya terjadi, namun akibat kerakusan, mereka justru bersedia berkhianat kepada negara bangsanya,  dengan bekerja sebagai agen asing atau sebagai komprador.
Di Indonesia skenario perang ini sebenarnya dimulai beberapa waktu sebelum krisis moneter 1997/1998, dimana krisis tersebut sangat cepat berubah menjadi krisis multidimensi yang dampaknya terus dirasakan sampai sekarang. Krisis yang berkepanjangan itu seharusnya harus menjadi peringatan sekaligus ujian bagi bangsa Indonesia karena terjadi melalui desakan keras dari kekuatan luar agar menerima faham yang dihembuskan dalam  kemasan liberalisme dan globalisasi, diawali dengan penggoyangan sektor moneter, kemudian meluas ke sektor ekonomi riil dan selanjutnya berkembang menjadi krisis kepercayaan dan krisis politik, serta krisis budaya. Kondisi yang tidak stabil tersebut justru disikapi oleh para elite politik dan beberapa kelompok kepentingan di dalam negeri untuk mengambil kesempatan demi kepentingan pribadi dan kelompok-kelompoknya (Oligarkhi ditingkat partai dan birokrasi), dengan mengabaikan kepentingan nasional dalam jangkauan jauh ke depan.
Tujuan perang proxy adalah :
Mengeliminir kemampuan negara sasaran agar tidak menjadi suatu potensi ancaman; Melemahkan kemampuan negara sasaran sehingga semakin tergantung dan lebih mudah ditekan; Penguasaan secara total negara sasaran. Adapun tahapannya sebagai berikut:
• Tahap  Infiltrasi.
Melakukan infiltrasi melalui bidang-bidang: Intelijen, Militer, Pendidikan, Ekonomi, Ideologi, Politik, SOSBUD / Kultur dan Agama, Bantuan-bantuan, Kerjasama di semua bidang dan Media / Informasi.
 
• Tahap Eksploitasi.
Melakukan ekploitasi dengan melemahkan dan menguasai bidang-bidang Intelijen, Angkatan Bersenjata, Ekonomi,Politik, Budaya dan Ideologi dimana semua ini adalah titik berat kekuatan suatu negara.
 
• Tahap Politik Adu Domba.
Menjalankan strategi adu domba, dilakukan untuk timbulkan kekacauan / kekerasan, konflikhorisontal (SARA), berikutnya bertujuan agar muncul keinginan memisahkan diri dari NKRI atau separatisme dimulai dengan eskalasi pemberontakan pada akhirnya terjadi pertikaian antar anak bangsa / perang saudara. Antar gerakan Islam diadu dan dibuat saling tuduh.
• Tahap Cuci Otak.
Pada tahap brain wash atau cuci otak, mereka mempengaruhi paradigma berfikir masyarakat, yakni merubah paradigma Islam kaum muslimin dibonsai untuk berfikir kapitalis,  pragmatis, liberal, demokratis, pluralis dll., dengan jalan menyusupkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
 
• Tahap Invasi / pencapaian sasaran.
Ketika wawasan kebangsaan suatu negara sasaran hancur dan jati diri bangsa hilang, maka praktis negara sasaran sudah dengan kata lain dapat  dikuasai atau negara sasaran dalam penguasaan dan terjajah dalam berbagai aspek kehidupan. Berikutnya tinggal membentuk negara boneka yang diwakili oleh komperador asing.
Sadar ataupun tidak dari situasi dan kondisi saat ini,sesungguhnya sudah dan sedang berlangsung perang modern di wilayah Indonesia, dengan menjalankan strategi sesuai tahapan perang modern di atas; kapitalisme internasional yang dipimpin oleh negara maju dan sekutunya, berusaha mengkikis wawasan kebangsaan, berusaha memecah belah persatuan bangsa Indonesia agar lemah dan akhirnya mampu mempengaruhi berbagai kebijakan dan pelaksanaannya untuk tujuan akhir yakni menguasai mayoritas Sumber daya alamnya (SDA).
Banyak masyarakat Indonesia tidak menyadarinya bahwa saat ini sedang dijajah danmenjadi korban dari perang modern. Satu alasan pasti bahwa melakukan invasi fisik sangat tidak memungkinkan sehingga mereka merubah konsep dari konvensional menjadi non konvensional (perang modern). Perang modern, dengan biaya yang murah namun hasilnya sangat dahsyat karena dapat merusak sendi-sendi kekuatan negara sasaran.
Selamatkan Indonesia
Skenario Barat berbuah disintegrasi, di barat, Aceh digerogoti GAM yang ingin lepas dari Indonesia; di timur, Papua bergejolak dengan OPM yang ingin lepas dari ibu Pertiwi; di selatan, Timor Leste sudah lepas dari bumi nusantara. Di utara konflik global di pacifik (pertarungan AS-China), AS memanfaatkan Indonesia agar pro-AS. Mengikuti jalan demokrasi Indonesia akan terus menjadi pusat jarahan Negara-negara tamak dan haus darah.
Ini adalah waktunya menolong negeri. Rezim Imperialis sebenarnya takut kepada kebangkitan Islam politik. karenanya Barat menyibukkan rakyat Indonesia terbelenggu dalam perpecahan dan larut dalam politik adu domba. Yang ditunggu rakyat dari aktivis-aktivis dakwah adalah pergerakan untuk menyelamatkan negara dengan menegakkan syariah Islam.
Waktu penegakan Daulah Khilafah telah tiba. Ini adalah waktu menghapus kezaliman dan mencampakkan dosa dari umat Islam yang diam selama 92 tahun sejak negaranya dihancurkan dan kaum kafir menguasai mereka dan kekayaan mereka.
Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran perekonomian terbesar yang dipenuhi dengan kekayaan di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara terbesar di dunia dari sisi kemakmuran, kesejahteraan, keharmonisan hubungan manusiawi dan sosial diantara individu-individu rakyatnya yang bernaung di bawah suasana Islam yang dipenuhi keimanan dan jauh dari amoralitas dan keterpurukan.
Penegakan kembali Khilafah berarti penghentian hegemoni imperialisme kapitalisme global yang rakus dan membuangnya ke keranjang sampah sejarah. Penegakan kembali Khilafah berarti perluasan keadilan Islam dan hukumnya sehingga orang zalim tidak lagi memiliki kemampuan berlaku zalim sesukanya dan orang kaya tidak akan bertambah kaya di atas penderitaan orang-orang miskin. Penegakan kembali Khilafah berarti manusia hidup dalam kehidupan yang dipenuhi keutamaan, keberkahan dan petunjuk Islam dengan suasana yang didominasi oleh keamanan dan ketenteraman.
Karena negeri-negeri Islam, yang di atasnya berdiri Khilafah, menempati pusat strategis paling penting di dunia, menguasai bagian terbesar dari kekayaan alam di dunia dan posisi geografinya yang berada di tengah-tengah menjadikannya sebagai pusat pertemuan jalur-jalur vital di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara besar baru yang memiliki pilar-pilar yang memungkinkannya dalam waktu sangat singkat untuk menduduki posisi negara adidaya di dunia. [VM]